Purwadi Sutanto: Guru, Kerjamu Mulia, Tantanganmu Kini Semakin Besar
Rabu,
14 Februari 2018
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 2506 Kali
Tantangan yang dihadapi profesi pengajar saat ini semakin kompleks. Pastinya sangat berbeda jika dibandingkan dengan jaman dulu, dimana arus informasi yang begitu luar biasa saat ini, ditambah tingkat kemajuan teknologi yang mungkin sebelumnya kita belum terbiasa. Namun selalu harus mengupgrade pengetahuan ini untuk memudahkan pendekatan pada para peserta didik. Terutama dalam menghadapi masalah hoax, pornografi, narkoba, radikalisme dan terorisme yang menjadi masalah terbesar dunia saat ini.
Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto, mengatakan, "Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, gurulah yang mencetak para pemimpin negeri ini. Sebuah profesi yang sangat mulia. Kita juga ada di sini, saat ini, karena guru. Apabila kita menyanyikan Mars Guru, kita pasti akan menangis, terharu karena di setiap liriknya yang begitu bermakna dalam.”
Purwandi melanjutkan, karena semakin besarnya tantangan yang harus dihadapi para guru saat ini, maka dari itu dibutuhkan sekali rapat-rapat kerja atau bimbingan-bimbingan untuk para guru. “Hal ini terutama dalam meningkatkan sumber daya para pendidik guna bisa menghasilkan lebih banyak lagi calon pemimpin dunia yang luar biasa. Juga menghasilkan solusi-solusi dari segala masalah yang tercipta diantara pendidik dengan peserta didik selama proses belajar mengajar,” kata Purwadi.
Tujuan 4C harus tercapai dalam proses belajar mengajar, bagaimana mendorong peserta didik untuk memiliki Creativitas, Critical Thinking yang baik, Communication yang baik, Colaboration yang tinggi. Pedoman ini nanti yang akan menghasilkan karakter siswa yang religius, nasionalis, intergritas, mandiri, dan karakter ber- gotong royong.
“Pelaksanaannya bisa di erapkan dalam segala basis pengajaran, intrakurikuler, co kurikuler, dan extra kurikuler. Seluruh mata pelajaran harus selalu disisipkan hal hal penguatan karakter.
Pembiasaan adalah sebuah cara paling mudah dalam pembinaan karakter. Mungkin diawal terkesan pemaksaan, lama lama kelamaan akan terbiasa. Contoh, dengan kewajiban membaca 15 menit selain buku materi pembelajaran sekolah sebelum belajar, atau menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu daerah, dan sebagainya. Pelan-pelan, ini akan menjadikan sebuah karakter tersendiri. Pastinya pemajuan pendidikan karakter ini harus melibatkan masyarakat sekeliling terutama orang tua,” tambah Purwadi
Menanggapi bagaimana para guru harus bersikap dalam menghadapi tantangan mengajar pada generasi saat ini, Purwadi kembali mempertegas bahwa penilaian akademik dan penilaian perform (penampilan) pastinya merupakan syarat kelulusan murid saat ini. Bukan hanya prestasi akademik tapi juga prestasi non akademik. Guru harus mendorong setiap anak didik untuk terus berprestasi, dan jangan pernah pelit dalam memberikan pengakuan tentang keberhasilan atau prestasi anak didik, walaupun mungkin terkesan remeh. Karena hal “remeh” inilah yang memicu mereka untum terus bersikap positif.
“Perbanyak melibatkan siswa untuk lebih aktif, guru hanya sebagai fasilitator. Kreativitas dan perdebatan diskusi yang terarah dapat menjadikan sebuah karakter yang kritis. Hal ini yang sudah diterapkan di Finlandia sejak 25 tahun lalu. Bahkan mereka berencana semakin men-thematik-an sekolah sekolah mereka. Dan saya rasa ini bisa menjadi sebuah contoh yang bagus untuk negara kita. Mari kita terus upgrade sumber daya untuk SMA, maju bersama hebat semua," tutup Purwadi, berharap semangat perbaikan diri bisa menular pada seluruh pendidik bangsa. -potensi-
Teks : Bluep
Foto : Panji Diksana
sumber : http://psma.kemdikbud.go.id/index/?page=berita_detail&id=MTAxMw==#.WoOuEqhl_Dc